Posted
on September 6, 2012 by Imam Wissam
NDir
Pertanyaan:
Assalaamualaykum
ya Sayyidi,
Maafkan
atas kurangnya adab saya.
Mengenai
bertanya pada seorang syekh, apakah benar bahwa hal itu merupakan adab yang
buruk?
Sering
sekali saya bertanya di dalam hati kepada Mawlana Syekh Nazim mengenai
masalah-masalah saya. Tetapi di dalam
diri saya, saya merasa bahwa Mawlana tidak perlu dibebani dengan
masalah-masalah saya. Beliau mempunyai
banyak masalah lain yang lebih berat untuk dipecahkan. Di lain pihak, saya adalah orang yang lemah,
saya perlu bimbingan dan tidak tahu ke mana harus bertanya kecuali kepada Syekh
saya.
Maafkan
saya yaa Sayyidi, semoga Allah memberkatimu selama Ramadan ini.
Maafkan
saya, karena saya hanya menambah beban saja kepada Mawlana dan semua
Syuyukh. Hari demi hari saya merasa
lebih buruk di hadapan Allah, bukannya merasa lebih baik.
Wassalaamualaykum
Jawaban:
A`udzu
billahi min asy-syaythan ir-rajim
Bismi-llāhi r-raḥmāni r-raḥīm:
Bismi-llāhi r-raḥmāni r-raḥīm:
Wa `alaykumu
s-salāmu wa rahmatu l-lāhi wa barakātuh,
Mawlana Syekh
Hisyam Kabbani menerangkan di dalam bukunya, The
Dome of Provisions (bagian 1) bahwa:
Awliya’ullah tidak senang bila para pengikutnya bertanya,
terutama dalam hal ilmu. Mereka
membukakan bagi kalian apa yang dapat kalian terima, dan tidak lebih dari
itu. Pikiran selalu ingin mengambil
lebih banyak tetapi kalbu belum siap.
Mawlana juga
menerangkan bahwa lebih baik meminta Syekh untuk berdoa bagi Anda daripada
menerangkan semua masalah Anda karena beliau sudah mengetahuinya.
Jadi
sebagaimana yang Anda katakan, tidak ada pertanyaan di dalam Tarekat, tetapi di
lain pihak, kita harus yakin bahwa kita memerlukan bimbingan dan pertolongan Syekh
kita di dalam segala urusan, dunia dan akhirat.
Dan Allah Maha Mengetahui.
Wissam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar