Mengajukan Pertanyaan kepada Syekh




Pertanyaan:
Assalaamualaykum ya Sayyidi,
Maafkan atas kurangnya adab saya.
Mengenai bertanya pada seorang syekh, apakah benar bahwa hal itu merupakan adab yang buruk?

Sering sekali saya bertanya di dalam hati kepada Mawlana Syekh Nazim mengenai masalah-masalah saya.  Tetapi di dalam diri saya, saya merasa bahwa Mawlana tidak perlu dibebani dengan masalah-masalah saya.  Beliau mempunyai banyak masalah lain yang lebih berat untuk dipecahkan.  Di lain pihak, saya adalah orang yang lemah, saya perlu bimbingan dan tidak tahu ke mana harus bertanya kecuali kepada Syekh saya.

Maafkan saya yaa Sayyidi, semoga Allah memberkatimu selama Ramadan ini.
Maafkan saya, karena saya hanya menambah beban saja kepada Mawlana dan semua Syuyukh.  Hari demi hari saya merasa lebih buruk di hadapan Allah, bukannya merasa lebih baik. 
Wassalaamualaykum

Jawaban:
A`udzu billahi min asy-syaythan ir-rajim
Bismi-llāhi r-ra
māni r-raīm:
Wa `alaykumu s-salāmu wa rahmatu l-lāhi wa barakātuh,

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani menerangkan di dalam bukunya, The Dome of Provisions (bagian 1) bahwa:

Awliya’ullah tidak senang bila para pengikutnya bertanya, terutama dalam hal ilmu.  Mereka membukakan bagi kalian apa yang dapat kalian terima, dan tidak lebih dari itu.  Pikiran selalu ingin mengambil lebih banyak tetapi kalbu belum siap.

Mawlana juga menerangkan bahwa lebih baik meminta Syekh untuk berdoa bagi Anda daripada menerangkan semua masalah Anda karena beliau sudah mengetahuinya.

Jadi sebagaimana yang Anda katakan, tidak ada pertanyaan di dalam Tarekat, tetapi di lain pihak, kita harus yakin bahwa kita memerlukan bimbingan dan pertolongan Syekh kita di dalam segala urusan, dunia dan akhirat.  Dan Allah Maha Mengetahui.

Wissam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar