Agar Mendapatkan Cinta Kembali


Permohonan:

Assalmualaikum ,

Jika seseorang telah kehilangan cinta dari seseorang yang sangat dicintainya, tetapi kemudian ia melakukan award, salat 5 waktu, melakukan salat hajat, dan memohon dukungan dari Mawlana dan membaca doa orang buta selama empat puluh hari dan berharap agar orang itu kembali ke dalam kehidupannya, apakah itu dianggap sebagai memikat orang itu ketika niatnya murni, karena ia hanya mencintai orang ini.

Apa yang dapat ia lakukan untuk menariknya kembali? Imam Mahdi akan datang, dan saya ingin berada di sisinya untuknya dan untuk keluarganya. Akankah Syekh mendukung saya atau apakah saya cukup untuk merasa yakin dan melanjutkan kehidupan saya? Mohon nasihatnya.

Tanggapan:

wa `alaykum salam,

Doa ditujukan kepada Allah, dan itu bukan merupakan “pelet” atau “mantra”, tetapi lebih merupakan anjuran kepada orang-orang beriman untuk menggapai keperluan, harapan, dan keinginan mereka, di mana Allah berfirman, idu`nii astajib lakum – {berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.} (Ghafir, 40:60)

Anda boleh melanjutkannya, dan ketahuilah bahwa apakah doa Anda akan terkabul, atau Anda akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik sebagai gantinya atau Anda akan diberi pahala di akhirat, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Sa`id (r):

Nabi (s) bersabda, “Tidak ada seorang Muslim yang memanjatkan doa kepada Allah selama ia tidak mempunyai dosa dan memutuskan silaturahim melainkan Allah akan memberinya tiga hal: Allah akan segera mengabulkan doanya, atau Dia akan menyimpan baginya di akhirat kelak, dan Allah akan menghindarkan darinya keburukan yang setara karena doa itu.” Para Sahabat bertanya, “Kami akan banyak berdoa.” Nabi (s) bersabda, “Allah yang lebih pemurah.” (Ahmad)

Ketahuilah bahwa terburu-buru dalam berdoa dapat mengakibatkan doa menjadi tidak terkabul, sebagaimana digambarkan dalam hadis berikut:

Ditanyakan, “Wahai Rasulullah (s),… Apa yang dimaksud terburu-buru?” Nabi Muhammad (s) menjawab, “Seorang pendoa yang berkata, ‘Aku telah berdoa dan berdoa, tetapi aku tidak melihat bahwa doa itu akan terkabul; kemudian ia putus asa bahwa doanya tidak terkabul sehingga ia meninggalkan doa itu.”

Lebih jauh Sayyidina Muhammad (s) dilaporkan telah bersabda, “Wahai manusia! Allah adalah al-Tayyib (baik), dan Dia hanya menerima yang tayib! Allah telah memerintahkan kepada rasul-rasul, di mana Dia berfirman, ‘Wahai Rasul! Makanlah dari makanan yang baik, dan kerjakanlah amal saleh.’ Lebih jauh Dia berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari makanan yang baik yang telah Kami berikan kepadamu.’ Kemudian Nabi Muhammad (s) menyebutkan seorang musafir dalam perjalanan panjang, yang penampilannya berantakan dan berdebu, kemudian ia menengadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata, ‘Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku!’, Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram; bagaimana doanya akan dikabulkan?”

Diriwayatkan oleh Fadalah ibn `Ubayd (r) bahwa Nabi (s) mendengar seseorang berdoa setelah salatnya, tetapi ia tidak berselawat atas Nabi (s). Nabi (s) bersabda, “Orang ini tengah terburu-buru.” Kemudian beliau memanggilnya dan berkata kepadanya atau kepada seseorang yang lain, “Ketika salah seorang di antara kalian telah selesai salat (dan kemudian berdoa), mulailah dengan memuji Allah, kemudian mengirimkan selawat atas Nabi (s), kemudian barulah ia meminta apapun yang diinginkannya.” (Tirmidzi)

Taher Siddiqui

http://eshaykh.com/prayer_request/to-be-loved/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar