Posted
on March 18, 2013 by Taher Siddiqui
Pertanyaan:
Nabi (s)
bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, tidak bersalah dan
orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Kristen atau Majusi.” Hadits ini menunjukkan bahwa orang tua
bertanggung jawab bagi kemurnian akhlak anak-anak ketika mereka tumbuh. Dapatkah Anda menjelaskan bagaimana saya dan
istri saya dapat merawat anak-anak kami dalam keadaan fitrah sebagaimana ketika
dilahirkan?
Jawaban:
Mawlana Syekh
Hisyam Kabbani mengatakan di dalam bukunya: Fifty Days: The Divine Disclosures During a Holy Sufi
Seclusion:
[Efek]
terburuk terjadi pada mereka yang dibesarkan dengan botol. Kalian tidak tahu siapa yang mengisi
botol-botol ini atau kekuatan spiritual negatif seperti apa yang dimasukkan ke
dalam botol itu. Terburuk kedua adalah
mereka yang disusui, karena ASI Ibu membentuk hijab bagi kalbu sang anak yang
berasal dari akhlak egoistik ibu dan ayahnya.
Selama empat puluh hari, anak tetap tidak terhijab dengan dimensi
surgawi. Jika ibu dan ayahnya tidak
pernah bertengkar dan saling berteriak, maka sang anak akan tumbuh tanpa
terhijab.
Di lain
waktu, Syekh Hisyam Kabbani menjelaskan:
Untuk
mencegah ananiyya, keegoisan dari kedua orang tua mengalir kepada sang
bayi melalui proses menyusui, ada suatu proses yang dapat dilakukan oleh sang
ibu, tetapi ini tidak mudah. Setiap kali
sang ibu ingin menyusui bayinya, pertama ia harus melakukan ghusl, (mandi
untuk bersuci), lalu salat dua rakaat wudu, dan baru kemudian menyusui
anaknya. Dengan metode ini sang anak
akan tetap murni dan tumbuh dalam keadaan murni, menghindari kontaminasi
keegoisan dari orang tuanya.
Bila hal ini
terlalu berat untuk sang ibu, dianjurkan sebelum menyusui paling tidak sang ibu
berwudu, salat dua rakaat lalu menyusui bayinya. Dan ini dilakukan terus selama menyusui.
Taher
Siddiqui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar