Pertanyaan:
Saya seorang
Muslim dari Jerman, dan baru-baru ini ayah saya meninggal dunia, tetapi ia
bukan Muslim. Ia orang yang baik yang
senang bersedekah dan selalu berniat untuk berbuat baik sampai-sampai saya
melihatnya seolah-olah ia hidup sebagai seorang Muslim dalam perilakunya walaupun
ia tidak pernah benar-benar masuk Islam.
Oleh sebab itu saya ingin sekali berdoa untuknya, memohon pengampunan
dari Allah dan agar Allah memberikan Rahmat-Nya untuknya, tetapi beberapa orang
mengatakan bahwa kita tidak boleh berdoa untuk non-Muslim, apakah ini benar?
Jawaban:
Allah (swt)
lebih penyayang pada makhluk ciptaan-Nya daripada rasa sayang yang dimiliki
orang-orang terhadap dirinya sendiri. Dan
Allah menggambarkan Nabi Muhammad (s) sebagai rahmat bagi seluruh alam dan
bahwa beliau (s) mempunyai akhlak yang paling agung.
Nabi (s)
juga senang dengan orang yang mempunyai akhlak yang baik dan memuji orang yang
mempunyai standard moral (ihsan) yang tinggi dan senang dengan adab yan
sempurna tanpa memandang agamanya.
Misalnya, seorang wanita ditawan, dan ia adalah putrid dari Abu Hatim al-Tai
yang terkenal akan kedermawanannya dan adabnya yang tinggi, sehingga Nabi (s)
bersabda, “Bebaskan dia, ayahnya mencintai adab yang tinggi dan Allah mencintai
adab yang tinggi,” sehingga salah
seorang Sahabat Nabi (s) berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullaah (s), apakah
Allah mencintai adab yang tinggi?” dan
Nabi (s) menjawab, “Aku bersumpah demi Dzat Yang memiliki jiwaku, bahwa tidak
ada orang yang masuk Surga tanpa mempunyai adab yang baik.”
Lebih
penting lagi, peraturan di dunia ini berbeda dengan peraturan di akhirat,
karena di dunia, seseorang dapat dinilai sebagai non-Muslim menurut penampilan
luarnya yang tidak memeluk agama Islam, mungkin ia belum pernah menunjukkan
keyakinannya terhadap Islam. Oleh sebab
itu penilaian luar sebagai non Muslim di dunia ini tidak mengharuskannya untuk
masuk ke Neraka atau tinggal di dalamnya selamanya. Ia dapat diampuni dan dimaafkan dalam
pandangan Allah karena tidak menerima risalah Islam dalam cara yang dapat
menarik perhatiannya. Oleh sebab itu ia bisa
termasuk di antara mereka yang mendapat ujian pada Hari Kiamat.
Allah (swt)
berfirman di dalam al-Qur’an:
{Tidaklah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah
penghuni Neraka Jahanam.}(at-Tawbah, 9:113)
Untuk ayat
ini, Allah menempatkan larangan pengampunan hanya bagi mereka yang sudah jelas merupakan
ahli Neraka. Ini artinya jika keadaan
orang yang akan kita mintakan ampun belum ditentukan, maka tidak ada alasan
untuk menahan diri untuk tidak memohon pengampunan untuknya. Mereka yang termasuk ahli neraka juga dapat
diampuni dan dikurangi hukumannya karena doa.
Dilaporkan bahwa sebagian dari ahli Neraka dikurangi hukumannya dengan
berkah Nabi Muhammad (s). Oleh sebab itu
tidak ada batas bagi Rahmat dan Kemurahan Allah dan tidak ada hambatan bagi
Anda untuk mendoakan ayah Anda yang telah berpulang, memohon ampunan Allah
baginya dan mengharapkan arwahnya diterima melalui perantaraan doa Anda bagi
ayah Anda.
Syekh Ali
Gomaa
[Original
Post at http://www.ali-gomaa.com/?page=fatwas&fatwa_details=591]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar