Mimpi: (Salat bersama) Nabi (s)


Mimpi:

Assalomo AlaIkum Ya Syedi
Saya bermimpi di mana Nabi (s) akan melakukan salat dan mereka meminta saya untuk salat di sebelah mereka, dan saya melihat pada mereka dengan tersenyum dan berkata, “Bagaimana mungkin aku salat di sebelahmu, engkau adalah Nabi (s),” dan mereka merespon dengan senyum yang sangat indah dan menggetarkan hati. Di dalam mimpi saya perhatikan bahwa ketika saya mulai salat, saya menghadap Kaabah tetapi Nabi (s) ar-Rahmah memulai salat dengan menghadap arah lain, di dalam mimpi mereka meninggalkan saya dengan empat benda dan yang saya ingat hanyalah sekotak korek api…Jazakallah


Interpretasi:

wa `alaykum salam,

Mabruk, itu adalah mimpi yang indah dan diberkati. Anda menarik perhatian Sayyidina Muhammad (s) melalui pengabdian Anda dan beliau membimbing Anda ke maqam yang lebih tinggi, yaitu menghadap Hadirat Ilahi, daripada menghadap kiblat berupa bata dan semen. Beliau memberi Anda empat rahasia, tiga di antaranya belum dapat dipahami, tetapi akan diungkapkan kepada Anda dengan menggunakan yang pertama al-Kibrit al-Ahmar, Belerang Merah, yang pada saat ini adalah Mawlana Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani.

Berikut ini adalah sebuah suhbat yang langka oleh Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani mengenai hal ini:


Kibrit al-Ahmar adalah Belerang Merah, sesuatu yang sangat langka. Kibrit al-Asfar, Belerang Kuning, lebih umum. Awliyaullah pada umumnya adalah seperti Belerang Kuning, tetapi di antara mereka juga ada yang sangat jarang, dan mereka adalah Kibrit al-Ahmar.

Apakah belerang atau kibrit itu? Ia adalah sumber bagi api. Jadi Belerang Kuning melambangkan awliya pada umumnya yang mempunyai kekuatan menyala-nyala. Ketika mereka melepaskan energi yang Allah letakkan di dalam kalbu mereka, mereka dapat mencapai apa saja yang mereka inginkan. Dan belerang adalah asal bagi api, itu artinya kalian menghasilkan api, menghasilkan kehangatan. Kehangatan itu ketika kalian merasa hangat, tidak dingin. Itu artinya kalian berada dalam hadirat yang menyenangkan, yang nyaman. Mereka membawa kalian ke Hadirat Ilahi. Belerang itu juga berarti apa yang dikatakan oleh Sayyidina Musa:


فَلَمَّا قَضَى مُوسَىالْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِ آنَسَ مِن جَانِبِ الطُّورِ نَارًا قَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّي آتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ

{Dan ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang telah ditentukan dan ia berangkat dengan keluarganya [di padang pasir], ia melihat api di lereng gunung Sinai; [dan kemudian] ia berkata kepada keluarganya: ‘Tunggu di sini. Sesungguhnya aku melihat api [di kejauhan]; mudah-mudahan dari sana aku dapat membawa berita bagimu, atau [paling tidak] suluh dari api itu, sehingga kalian dapat menghangatkan badan.} (Surat al-Qashash, 28:29)


Ketika ia kembali dari Yaman, ia bertemu dengan Sayyidina Syu`aib yang menyerahkan putrinya untuk dinikahi oleh Sayyidina Musa (as) setelah ia bekerja delapan tahun untuknya. Akhirnya pada tahun kesepuluh, ia kembali ke Mesir, dan di tengah perjalanannya ia tiba di lembah Gunung Sinai, Tur Sina. Di sana, di tengah malam yang gelap dan berangin kencang, ia melihat api. Ia berkata kepada keluarganya, “Tunggu, aku melihat suatu keakraban dalam api itu (bukan seperti yang mereka terjemahkan ‘Aku melihat api’). Biarkan aku pergi dan mendapatkan sesuatu untuk menghangatkan kalian dengannya.”


Itu adalah seperti matahari, sumber cahaya dan kehangatan, jadi awliya, ketika kalian berada di sekeliling mereka, kalian selalu merasakan cahaya dan kehangatan.


Itu adalah kasus yang umum dengan Belerang Kuning. Belerang Merah lebih tinggi lagi daripada Belerang Kuning. Hanya sedikit awliyaullah yang dapat dipanggil dengan sebutan itu. Keberadaan mereka sangat langka. Mereka tidak seperti awliyaullah yang biasa. Mereka telah terpilih untuk menempati posisi yang lebih tinggi.


Ajaran mereka adalah merah. Pertama kalian mulai pada cahaya hijau, kemudian ke kuning lalu merah. Merah adalah wali pada tingkat yang lebih tinggi, seseorang yang dapat mencegah kalian jatuh ke dalam suatu masalah. (Awliya) pada level kuning membawa kalian ke merah. Para awliya yang termasuk Belerang Kuning berada pada level kewalian yang umum dan mereka dapat mempersiapkan kalian agar menjadi siap, tetapi mereka tidak dapat mencegah kesulitan atau rintangan yang menghadang kalian. Hanya Belerang Merah yang dapat menghentikan kalian dari terkena kesulitan atau suatu hal yang membahayakan. Awliya kuning mempunyai batas-batas mereka. Yang merah bisa mempengaruhi diri kalian untuk membawa kalian kepada perhatian maksimum dari diri kalian agar tidak terjebak ke dalam bisikan Setan. Itu adalah perbedaan antara Belerang Merah dan Belerang Kuning.


Ada istilah maqamat al-awliya, suatu tingkatan atau hierarki para awliya, termasuk Qutb al-Ghawts dan Aqtab dan semua yang berada di bawah mereka. Dasar bagi piramida adalah level wali yang dasar. Jangan dikira antara kuning dan merah hanya ada satu level. Ada banyak warna yang berbeda di antaranya, bahkan kalian tidak dapat menghitungnya. Apa yang dapat kita lihat, mereka menyebutnya warna-warna umum, dan jumlahnya ada tujuh. Pada hakikatnya ada banyak warna di antaranya. Pada kenyataannya jumlah warna di antaranya adalah tak terhingga, di mana mereka bisa berubah dalam tingkatannya. Dalam setiap detik yang berbeda, ada warna baru dari putih ke hitam dan dari hitam ke putih.

Ada satu Belerang Merah untuk setiap abad. (Abad di sini maksudnya masa hidup seorang Ghawts). Ketika satu wafat, yang lain muncul. Harus ada yang menempati posisi itu.


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً

Innii ja`ilun fi ’l-ardhi khalifa.

{Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Aku akan menciptakan seorang khalifah di bumi.”} (Surat al-Baqara, 2:30)


Yang menempati posisi itu adalah Belerang Merah. Syekh Syarafuddin ad-Daghestani dikenal sebagai Belerang Merah, kemudian setelah beliau, Grandsyekh `Abdullah ad-Daghestani dan kemudian Mawlana Syekh Nazim yang menjadi Kibrit al-Ahmar di masa kita.

Itu adalah maqam yang tersembunyi. Tidak setiap orang mengetahui syekh kita. Tetapi wali tertinggi dalam hierarki itu tidak bisa disembunyikan 100 persen. Yang paling tinggi tidak bisa disembunyikan. Tetapi antara yang tertinggi dengan yang di level bawah, ada banyak awliya dan mereka dapat disembunyikan di berbagai daerah.


Taher Siddiqui

http://eshaykh.com/dreams/dream-of-prophet-peace-and-blessings-be-upon-him/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar